Selasa, 23 November 2010

Hanya Ingin Share...

Malam itu, tepatnya 4 Desember 2009, di sebuah jembatan aku bertemu dengan salah seorang teman lama. Dia melambaikan tangan, aku pun menghampirinya. Basa-basi pun mengalir, dan tiba-tiba kata-kata menyeruak hendak memuntahkan batu yang sejak tadi ditelannya.

Ceritanya begini, tadi sore setelah jam 4 sore, ia siap pulang ke rumah setelah mata kuliah yang padat. Namun, ternyata temannya mengajaknya berkenalan dengan dua orang kakak kelas dan kemudian ia membantu kedua kakak itu untuk mengisi angket.

Nah, ketika pengisian angket dimulai, Kedua orang itu mulai mengawali obrolan ringan seputar film Kiamat 2012. Namun, lamat-lamat obrolan menjurus pada hal-hal yang membuatnya terhunus. Ia mengemukakan pendapatnya,

"Bukankah Al-Quran adalah petunjuk dan pedoman hidup, seharusnya ia memudahkan bukan menyusakan!!!"

Teman saya ini, mulai gusar. Ia mulai tak peduli apa yang dibicarakan kakak kelasnya di depannya. Lalu, Ia bertanya pada temannya.

"Tahu gag Kalian apa inti dari Al-Quran?? Terus kenapa Al-Fatihah terdapat di awal dan An-Nass ada di akhir???"

Sebagian temannya menujuk teman saya ini, sambil berkata, "Dia nih Kak, dia kan pernah ikutan ROHIS"

NAh, jawaban teman saya itu adalah "Intinya ya mengesakan Tuhan, Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya." Nah untuk masalah mengapa pertama dan terakhir, ia mengaku tak menjawab. Karena ia merasa tahu namun lupa apa alasannya.

Kakak kelasnya mulai memulai pembicaraan, seorang cowok (istilah yang digunakan teman saya dengan penampilan "ikhwan" - karena teman saya heran terhadap tingkahnya karena begitu dekat dengan wanita).

"Saya pernah ikut ROHIS, tapi saya belajar agama bukan dari ROHIS. Saya belajar sendiri..."

(disini ada kesalahatan fatal, mengenai penyebutan ROHIS sebagai tersangka, padahal tempat belajar agama bukanlah ROHIS saja, karena ia hanyalah sebuah wadah)

Teman saya agak naik darah.

Lalu, kakak kelas yang cewek (istilah teman saya itu - ia berpendapat demikian karena sang wanita ini berpakaian biasa saja hampir sama dengannya, kaos panjang-celana jeans-kerudung seadanya).

"Inti dari Al-Quran adalah Al-Fatihah dan An-Nas, tahukah kalian, keduanya memiliki hubungan...". Ia melihat teman-temanya yang mulai tertarik.

(disini saya mulai tertarik bercampur heran. Bisa-bisanya ia berujrar demikian. Bukankah pendapat teman saya itu betul? Inti dari serangkaian ibadah dan Al-Quran adalah mengenai ubudiyah, Surah Al-Ikhlas, "Keesaan Allah")

Lalu, ia memberi alasan agar cepat pulang dengan alasan ada hajatan di rumahnya - kalau alasan ini memang benar. Namun, kakak kelasnya malah berkata,..."Ya, udah kita terusin lain kali ya...ada yang tertarik kan..???

Hah, lain kali??? Hal semacam ini masih ada terusannya?? Begitulah kiranya pikiran teman saya. Dengan Ketus ia menjawab, "..Tertarik, tapi gag tertarik amat!!!!"

"Wah...parah kamu xxx, kafir Loe!!!" Begitulah reaksi kawan-kawannya yang lain.

Teman-temannya yang menurutnya tak suka memaksa tiba-tiba seperti terhipnotis setelah diajak membeli minuman dengan Kakak kelasnya yang wanita tadi.

"Ya udah si xxx ikut ajah, lagian pula di Mall ini bukan di Masjid". Paksa temannya.

(disini saya tambah heran, belajar agama kok di Mall? Menurut teman saya ini, kalau di masjid ia khawatir kalau ini aliran yang "...", sedang kalau di Mall jika terjadi sesuatu maka mereka bisa lari. Aku tertawa)

"Lu, Kenapa si??? Kalau emang sesat, gua gag tau. Yang jelas kita ikut aja. Kalau-kalau sesat, nanti kita keluar..." Pinta temannya kembali setelah ia mengungkapkan seribu alasan bahkan dengan mengancam temannya bila ia tetap dipaksa mengikutinya.

"Gua ngerasa bener-bener takut ampe marah ama kedua orang itu. Walau gini-gini, gua masih ngerti. Masa' mereka bilang begitu. Gua ngerasa ada yang gag beres!!". Begitulah kata-kata terakhir yang ia kemukakan pada saya sebelum meutup ceritanya yang ia ulang beberapa kali, mungkin 7kali dengan ekspresi begitu ramai: takut, geram, aneh, heran, semuanya bercampur aduk.

Aku Tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar